Yogyakarta
22 November 2012 – PPSDMS Regional III Putra Yogyakarta
menyelenggarakan sebuah program baru, yakni Kajian Akhlaq Islami.
Untuk pertama kalinya, kajian ini menghadirkan Ust. Solikhun yang
merupakan pengelola Pesantren Asma Amanina dan Islamic Center Al
Muhtadin, Seturan. Kajian ini direncanakan akan diselenggarakan
setiap dua minggu sekali yang untuk sementara mengambil waktu malam
Jumat.
Dibuka
dengan tilawah yang disampaikan oleh Muhammad Fikru Rizal, mahasiswa
Fakultas Kedokteran 2010 disaat kondisi di luar asrama masih diguyur
hujan. Kajian dimulai pukul 20.15 dengan dimoderatori oleh Puji
Utomo, mahasiswa Fakultas Teknik 2010. Pada kesempatan ini, Ust.
Solikhun pertama kali mengajak untuk saling bertaaruf dengan peserta
PPSDMS angkatan 6 yang hadir waktu itu. Beliau bertanya mengenai nama
dan asal dari setiap peserta PPSDMS.
Memantik
diskusi malam itu, Ust. Solikhun menyampaikan bahwa Islam itu adalah
sebuah dien yang akan membawa kita ke dalam kebahagiaan. Islam
mengatur segala hal terkait segala aspek kehidupan kita, mengenai
aqidah, syariat, akhlaq dan lain sebagainnya. Beliau juga menyentil
dan menyalahkan kalau ada orang yang mengaitkan agama Islam dengan
gerakan ektrim. Hal ini dimungkinkan karena mungkin mereka yang
mengatakan seperti itu belum mengenal Islam secara komprehensif.
Mereka menganggap apa yang tidak sama dengan kehidupan (agama) mereka
itu adalah ekstrim dan menakutkan. Inilah yang akan menyebabkan takut
kepada Islam. Inilah yang harus diluruskan dan dibenarkan.
Jika
Rasululloh berbicara tentang Akhlaq maka akan mencakup semua lini
kehidupan. Dalam riwayat juga disebutkan bahwasannya Rasululloh
diutus di dunia ini adalah untuk menyempurnakan Akhlaq,
innamal
buistu liutammima makarimal akhlak.
Persoalan di Indonesia ini cuma satu, tidak adanya kejujuran. Dengan
adanya ketidakjujuran ini akan memunculkan kompleksitas permasalahan
dalam berbagai segi kehidupan seperti yang ada di Indonesia. Mulai
dari korupsi, penyalahgunaan wewenang, dan berbagai carut marut di
negeri ini. Padahal sudah jelas
dalam sebuah Hadist sudah jelas dikatakan bahwa Kejujuran itu
menenangkan jiwa. Dari cucu Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam,
Al Hasan bin ‘Ali, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
دَعْ
مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيبُكَ
فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ
الْكَذِبَ رِيبَةٌ
“Tinggalkanlah
yang meragukanmu dan beralihlah pada apa yang tidak meragukanmu.
Sesungguhnya kejujuran lebih menenangkan jiwa, sedangkan dusta
(menipu) akan menggelisahkan jiwa.”
Akhlaq
menjadi hal yang penting untuk membentuk sebuah karakter yang baik.
Jujur di dalam Islam merupakan nilai Akhlaq yang tertinggi sesuai
yang dicontohkan Nabi Muhammad. Berlaku jujur dalam setiap peranan
kita, menjadi mahasiswa yang jujur, menjadi politisi yang jujur,
menjadi pegawai yang jujur dan peranan lainnya. Terlebih sebagai
peserta PPSDMS yang memang merupakan calon pemimpin masa depan.
Kejujuran akan menjadi modal awal untuk menjadi pemimpin yang amanah
dan profesional seperti yang dirindukan Indonesia saat ini. [Phisca AR]
0 komentar:
Posting Komentar