Sleman, 4 Januari 2013 – Bertempat di asrama Putra PPSDMS Nurul
Fikri Regional III Yogyakarta, Kajian Islam Kontemporer kembali hadir mengawali
agenda asrama di tahun 2014 ini. Kajian Islam Kontemporer merupakan program
bulanan yang diselenggarakan oleh Program Pembinaan Sumber Daya Manusia
Strategis (PPSDMS) Nurul Fikri. Kajian ini diikuti oleh sekitar 50an santri
PPSDMS yang terdiri dari regional putra dan putri. Dalam kesempatan kali ini
KIK diisi langsung oleh Direktur PPSDMS Nurul Fikri, Ust. Musholli.
Mengawali Kajian, Anggit Adi
Wijaya sebagai moderator kala itu mengatakan bahwa KIK adalah sarana untuk
mewujudkan ilmu yang amaliah dan amalan yang ilmiah. KIK dimulai sekitar pukul
08.30 setelah diawali oleh beberapa prosesi pembukaan seperti biasannya. Dalam
kesempatan kali ini, Ust. Musholli menyampaikan 3 tipe manusia yakni : manusia
yang memahami tanpa mengalami (belajar dari kisah Quran), manusia yang bisa
memahami setelah mengalami, dan yang terakhir adalah manusia yang tidak bisa memahami setelah mengalami. Dari sanalah
kita bisa mengevaluasi diri kita termasuk dalam kategori yang mana.
Bahasan utama yang dikaji dalam
KIK kali ini adalah membedah buku “Bagaimana Memahami Hadis Nabi Saw, Dr. Yusuf
Qardhawi”
Syumuliyatul Manhaj : Manhaj atau pedoman yang komprehensif
Ini
dikategorikan dan dianalogikan dalam pemahaman terhadap pedoman Islam sebagai
agama dan pedoman yang seutuhnya dalam arti panjang, lebar dan dalam di suatu
kubus. Hal ini menganalogikan apa yang menjadi pemahaman kita dalam ber-Islam
diseluruh bagian kehidupan kita, mulai dari kita kecil hingga dewasa, dimanapun
dan kapanpun kita berinteraksi dengan Tuhan dan manusia (Hablumminallah dan Hablumminannas).
Fenomena yang terjadi sekarang
seharusnya saat ini pedoman inilah yang dijadikan pegangan utama dalam apapun
yang kita lakukan, begitupula dalam aspek kehidupan kita dalam sector pribadi,
sector private, dan sektor ketiga.
“Orang besar itu akan memperhatikan masalah – masalah besar yang ada
didepannya, sedangkan orang-orang
kecil hanya akan kisruh dengan permasalahan-permasalahan kecil dibawahnya.”
Kewajiban kita adalah memunculkan sifat-sifat Allah dimuka
bumi. Wajah yang Rahman dan Rahiim, Wajah yang Alimin atau berilmu, wajah –
wajah yang menyimpan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari inilah yang perlu
ditonjolkan dalam apa yang kita lakukan juga sehari-hari. Maka marilah kita
menjadi perwakilan wajah Allah SWT dalam memberikan kebaikan-kebaikan bagi
sekitar.
Washotan Manhaj : Manhaj
yang seimbang
Ciri lain dari manhaj ini adalah keseimbangan, yakni keseimbangan antara
ruh dan jasad, antara akal dan kalbu, antara dunia dan akhirat, antara
perumpaan dan kemyataan, teori dan praktik.
Segala sesuatu yang diberikan
contoh oleh Rasulullah SAW mengarahkan pada sisi kemoderatan, atau moderasi
dalam menghadapi sesuatu. (Al-Baqarah 143)
Thaisiriyyatul Manhaj : Manhaj yang memudahkan
Bahwasanya Islam adalah pedoman
hidup yang memudahkan setiap pemeluknya. Justru dalam melakukannya, ibadah
adalah anugrah dari Allah SWT untuk memberikan kedekatan dengan-Nya. Itu semua
karena Allah sayang dengan hamba-hambanya untuk senantiasa bersatu dan saling
memudahkan. Bahkan hingga mengatur etika yang paling mudah didalam
bersosialisasi dengan sesama.
Itulah bahasan yang dikaji dalam
Kajian Islam Kontemporer Bulan ini di PPSDMS Nurul Fikri Regional III
Yogyakarta. Harapannya akan menambah pemahaman keislaman kita sekaligus
mengupdate informasi kekinian tentang informasi yang berkembang. Terlebih bagi
peserta PPSDMS Nurul Fikri hal ini sangat penting untuk membekali mereka untuk
menjadi pemimpin masa depan di kemudian hari.
[Adit, Phisca]
0 komentar:
Posting Komentar