Yogyakarta,
19 September 2012 - Adalah hal
yang wajar kita ingin mempunyai masa depan yang cerah, salah satunya
adalah dalam berkarier. Ekspektasi inilah yang secara tidak langsung
memberikan ghiroh
kita dalam berjuang sebelum pasca kampus. Belajar dengan giat untuk
mempersiapkan kesuksesan di masa yang akan datang. Hal ini menjadi
penting karena hasil yang luar biasa tidak akan tercapai dengan upaya
yang biasa-biasa saja. Perlu adanya pengorbanan keras untuk
berproses, menata karier pasca studi dengan sebaik-baiknya. Hal
inilah yang dikupas dalam program bulanan Diskusi Pasca Kampus PPSDMS
Regional III Yogyakarta. Bertempat di asrama putra regional
Yogyakarta, Diskusi Pasca Kampus kali ini menghadirkan Ir. M. Wazis
Wildan, M.Sc., Ph.D atau yang akrab disapa Pak Wazis.
Mengawali Diskusi Pasca Kampus kali ini, Pak Wazis menyampaikan
kondisi pendidikan semakin berkembang jika dilihat dari perspektif
pendidikan dari pengajar yang ada. Kalau dulu guru cukup
berpendidikan SPG (sederajat dengan tingkat SMA). Berbeda dengan saat
ini, dimana untuk menjadi guru idealnya adalah sudah bergelar
sarjana. Belum lagi jika kita bicara untuk menjadi praktisi pendidik
di perguruan tinggi yang mewajibkan minimal harus telah menempuh S-2.
Inilah sebuah contoh bahwasannya peningkatan kualitas dan mutu sebuah
profesi itu selalu berjalan. Implikasinya akan memunculkan iklim
kompetitif yang cukup tinggi untuk bisa tetap ambil bagian. Inilah
tantangan untuk generasi muda saat ini, siapa yang benar-benar
mempersiapkan diri mulai dari saat ini. Merekalah yang akan sukses
dalam berkarier di masa mendatang.
Belum lagi jika kita bicara era globalisasi, tentu persaingan dalam
berkarier akan menjadi lebih ketat lagi. Hal ini karena kita harus
berhadapan dengan “kompetitor-kompetitor” kita dari berbagai
negara yang tentunya mungkin jauh lebih berkualitas dibandingkan
kita. Agar kita tidak kalah kita harus mempersiapkan sematang mungkin
sebelum kita memasuki dunia pasca kampus, yakni dengan menjadi
mahasiswa yang utuh. Konsepsi mahasiswa yang utuh tergambarkan dalam
bagan dibawah ini :
Berikut
adalah rumusan untuk bisa menjadi mahasiswa yang bisa dibilang utuh.
Menjadi mahasiswa yang bisa mengelola, berkontribusi, dan peduli.
Mengelola pribadi untuk membentuk karakter yang utuh. Berkontribusi
dan peduli terhadap lingkupnya, mulai dari keluarga, masyarakat,
hingga peduli terhadap nasib bangsa. Dalam pencapaian itu perlu
adanya kemauan dan niatan yang kuat, kemampuan atau kompetensi, dan
yang tidak kalah penting adalah semua itu dilandasi dengan niatan
yang ikhlas. Dengan begitu mahasiswa akan memasuki dunia pasca
kampusnya sebagai solusi bagi bangsa ini, bukan justru sebagai beban
bagi bangsa ini. Kalau bicara dalam hal karier, mahasiswa setelah
lulus bukan lagi sebagai jobseeker namun sebagai jobmaker. [Phisca
AR]
0 komentar:
Posting Komentar