Jumat, 10 Agustus 2012

Bidadari itu Siapa?

Judul Buku : Fatimah Az-Zahra, Wanita Teladan Sepanjang Masa
Pengarang : Ibrahim Amini
Penerjemah: Ali Yahya, Psi
Jumlah Halaman : viii+214
Penerbit : LENTERA
Tahun Terbit : Cetakan 9, 2006





Sejarah Islam mengenalkan kita orang-orang hebat pada masanya. Tidak hanya laki-laki yang meraih derajat keemasannya masa itu, kaum wanita juga tak kalah menetaskan sosok teladan terbaik sepanjang masa. Inilah bukti pranata kesempurnaan risalah islam. Karena sempurna, pranata ini juga menyoroti eksistensi kaum perempuan sepanjang zaman, dan bahkan menetapkan satu teladan sempurna bagi mereka untuk membuktikan bahwa islam tanpa ada keraguan, islam dapat diterapkan dan, jika diikuti dengan baik, mengantarkan kepada kebahagiaan yang abadi. Teladan yang ditetapkan islam untuk kaum perempuan terwujud dalam diri Sayyidah Fathimah az-Zahra, putri Rasulullah. Putri tersayang Nabi Muhammad SAW. Istri tercinta Imam Ali As. Bunda termulia bagi Hasan, Husain, dan Zainab As. Dan pastinya wanita teladan sepanjang masa bagi kita semua.
Mungkin sudah banyak sekali buku yang mengupas kehidupan riwayat wanita suci ini. Namun, penulis yang satu ini lain. Melalui buku ini, beliau berhasil menempatkan riwayat putri Rasulullah dalam apresiasi tertinggi. Sedikit berbeda dengan kebanyakan buku lain yang serupa. Buku ini secara umum berusaha untuk membuat gambaran yang utuh tentang Az-Zahra dengan melakukan analisis dan kajian terhadap dalil yang ada. Tak hanya menyajikan apa yang terjadi dalam kenyataan saja, dalam beberapa hal buku ini memberikan gebrakan dengan melakukan penguraian, analisis, dan penarikan kesimpulan. Adanya gebrakan itu yang seharusnya dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif. Sehingga, banyak ibrah, pelajaran, dan bimbingan yang dapat kita ambil dari perempuan mulia ini.
Masih dengan gaya bahasanya yang khas, beliau membuat pembaca terkesan tidak digurui. Bahasa yang komunikatif juga melekat pada setiap rangkaian kalimat yang digunakan. Tak khayal jika buku ini mampu menjadi buku best seller. Secara umum, penulis mengajak pembaca untuk terlebih dahulu melihat kehidupan Az-zahra dari lahir sampai menikah yang menakjubkan. kemudian berlanjut peristiwa pernikahan Az-Zahra dengan Imam Ali As. Bagian berikutnya mengajak kita menyelami kehidupan Fathimah di dalam rumah tangga. Bagian keempat merupakan bagian terpenting. Bagian ini membuat kita mengungkap betapa luar biasanya keutamaan wanita mulia ini?. Bagian berikutnya juga tak kalah pentingnya. Mengapa demikian? Bagian ini merupakan titik balik tonggak perjuangan islam setelah Rasulullah SAW wafat. Konflik internal pertama ummat muslim dimunculkan di bagian ini. Bagian berikutnya mengungkap tentang akhir hayat sang inspirator ini. Bagian terakhir mencoba mengungkap pertentangan Fatimah dan Abu Bakar secara lebih komprehensif yang bisa dianggap sebagai awal mula perpecahan di tubuh ummat muslim.
Saya percaya, Fathimah adalah sebuah teladan sempurna tentang bagaimana seorang putri, istri, dan ibu harus bertindak sambil menjaga kehormatan dan kesucian, Az-zahra juga menunjukkan kepada kita, kaum muslim, peran perempuan dalam batas-batas agama dan kebijaksanaan. Kecerdasan Az-zahra menegaskan bahwa islam tak menghalangi perempuan untuk menggapai pengetahuan tertinggi; asalkan menjaga diri dari ketelanjangan, lepas kendali, dan perbuatan semacam itu, yang akan justru menghancurkan jati diri mereka sebagai kaum hawa.
Sebuah kisah hidup yang menakjubkan. Saya rasa semua wanita harus membaca kisah wanita suci ini. Sebuah kisah yang membawa pesan bahwa wanita juga bisa meraih prestasi gemilang, bahkan bisa mencapai tingkatan sempurna sehingga surga pun merindukan kehadirannya.
Tidak hanya itu, kelak wanita muslimah bisa melebihi bidadari surga…
Bagai parade sejuta kupu-kupu bersayap kaca, menerobos atap rumah, turun dari langit-langit kamar, lantas mengambang di ranjang menjemput lembut…..
Dan sungguh di surga ada bidadari-bidadari bermata jeli (QS Al Waqiah:22:). Pelupuk mata bidari-bidadari itu selalu berkedap-kedip bagaikan sayap burung yang indah. Mereka baik lagi jelita (QS Arrahman:70). Bidadari-bidadari surga, seolah-olah telur yang tersimpan dengan baik (QS Ash-Shaffat:49)
Wahai, wanita-wanita yang hingga saat ini masih kehilangan jati dirinya, tidakkah kalian mencoba menampilkan profil wanita-wanita yang dijanjikan surga sebagaimana yang ditampilkan Fathimah Az-Zahra ??” -foe-
Asrama Biru, 2 Agustus 2012
Tengah Malam di Ruang Kedamaian

Penulis :  
Mahasiswa Teknik Sipil 2010
Universitas Gadjah Mada

0 komentar:

Posting Komentar