Minggu, 12 Agustus 2012

[Puisi] Negeriku, Zamrud Khatulistiwa


Ketika langit Kau gantungkan dengan mendung,
Ketika suara hati menjadi alunan lagu terdalam,
Dan ketika sesak menjadi pengingat akan masa kelam,
Senandung hati menjadikan masa penggerak perubahan”
Yogyakarta, 12 Agustus 2012
Asrama PPSDMS Nurul Fikri Angkatan VI
Oleh :
 Mahasiswa Jurusan Biologi Universitas Gadjah Mada





Ku dengar kabar negeri seberang
Makmur, kaya raya, dan penuh kejayaan
Aku pun tengok dari luar jendela malam
Yang setiap saat membuka
Menghembuskan setiap aroma kerinduan
Lalu tengok setiap sudut dari negeri itu
Dari ketinggian ku lihat begitu hijau
Dari ketinggian ku lihat kerindangan
Aliran sungai, gambarkan indahnya surga di belahan khatulistiwa
Zamrud berharga di hamparan mutiara dunia
Sayang, itu pun kembali hanya kabar burung
Karena negeri itu tak lebih dari dongeng
Yang akan hilang entah 20 atau 60 tahun lagi
Ketika hutan, dan kekayaan membutakan para pemimpinnya
Menjadikan mereka tamak akan dunia
Menjadikan mereka bagaikan penghancur berdarah dingin
Tak ingatkah anak cucu yang akan mewarisinya
Tak ingatkan harta ini adalah titipan untuk hari kelak
Bukan buah, sebagai harta
Bukan uang, sebagai makanan
Tapi kemakmuran adalah hamparan suka negeri
Kesejahteraan adalah piala tertinggi negeri ini
Langit malam, menggelayut menghampiri negeri ini
Membanjiri dengan air bah
Tak ada panel-panel air yang menampungnya
Melepaskan ombak-ombak korupsi kecil negeri ini
Dan menjadikan harta benda bagaikan sapuan kecil di setiap harinya
Entah sampai kapan,
Sadar atau tidak,
Mereka,
Para cukong negeri ini semaikan benih-benih kehancuran
Dan kelak, tiadalah lagi dongeng negeriku
Zamrud Khatulistiwa
Permata berharga dunia, permata hati rakyat Indonesia






2 komentar:

Posting Komentar