Rabu, 01 Agustus 2012

Nanoteknologi : Sebuah Optimisme atau Dilema?


Nanoteknologi, sebuah keyword yang akhir-akhir ini mulai menjadi tren baru di dunia energy maupun teknologi.  Nanoteknologi merupakan  bidang teknologi yang berkaitan dengan ukuran dibawah 100 nanometer. Sebenarnya nanoteknologi telah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, yaitu pada aplikasi teknologi mikroprosesor, i-pod dan lain sebagainya.  Bahkan ada yang mengatakan bahwa dalam  satu dekade ini akan menjadi revolusi industry yang luar biasa, mengulang revolusi industry pada 200 tahun silam. Sebelumnya perlu terlebih dahulu kita mengenal apa dan bagaimana nano teknologi itu sendiri. Nanotenologi secara pengertian adalah teknologi berbasis manajemen dan pengelolaan materi berukuran nanometer atau sepersatumiliar meter, sehingga sifat dan fungsi zat tersebut bisa diubah sesuai dengan yang diinginkan. Saat ini negara-negara maju di dunia, seperti Amerika Serikat, Jepang, Australia, Kanada dan negara-negara Eropa, serta beberapa negara Asia, seperti Singapura, Cina, dan Korea tengah giat-giatnya mengembangkan suatu cabang baru teknologi yang populer disebut Nanoteknologi. 



Nanoteknologi memang berukuran sangat kecil. Seperti yang telah disebutkan diawal bahwa nano teknologi berukuran sepersatumiliar meter. Untuk lebih menjelaskan ukuran nanometer itu seperti apa, coba kita fahami analogi berikut ini. Satu meter dengan satu nanometer bias kita andaikan antara bumi dan bola pingpong. Sebuah perbedaan yang sangat jauh. Ini menunjukkan bahwa nanoteknologi (ukuran nanometer) memang sangatlah kecil. Namun dibalik kecilnya itu justru berpotensi manfaat dan solusi yang sangat besar. Diantarannya adalah Mulai dari dunia kesehatan, masalah pangan, masalah lingkungan, masalah ekonomi, dunia komunikasi, industri, elektronika, manufaktur, informatika, transportasi, dan permasalahan kompleks lainnya

Teknologi Nano ini memiliki berbagai kelebihan yang menjadikan berkembang pesat seperti yang terjadi saat ini. Dengan nanoteknologi, kekayaan sumber daya alam Indonesia dapat diberi nilai tambah guna memenangi persaingan global. Dengan nanoteknologi pula, kekayaan alam menjadi tak berarti karena sifat-sifat zat bisa diciptakan sesuai dengan keinginan. Karena itu, kita harus mampu memberi nilai tambah atas kekayaan alam kita. Inilah peluang besar untuk Indonesia agar bias turut bersaing dalam pengembangan nanoteknologi itu. Dengan sumber daya alam yang melimpah dan variatif tentu akan menjadi modal yang sangat berarti untuk pengembangan nanoteknologi saat ini. Lingkungan alam dan momen yang sangat tepat menjadikan optimisme akan berhasilnya pemanfaatan dan pengembangan nanoteknologi di Indonesia.

Akan tetapi yang menjadi permasalahan adalah kesiapan Indonesia dalam mengembangkan teknologi nano ini. Ketersediaan sumber daya manusia yang kompeten dirasa masih kurang. Belum ada disiplin ilmu yang mungkin terkonsentrasi ke nanoteknologi dalam tataran jurusan atau program studi di perguruan tinggi. Hal inilah yang menyebabkan belum optimalnya persiapan SDM-SDM berkualitas di bidang nanoteknologi. Meskipun memang sudah mulai menjamur kelompok-kelompok diskusi atau riset tentang nanoteknologi. Hal ini tentu menjadi sinyal positif terkait perkembangan nanoteknologi di Indonesia. Kemudian selain permasalahan itu, yang menghambat lainnya adalah kemampuan financial Indonesia dalam melakukan riset-riset yang memang mutlak harus dilakukan. Dan masih banyak permasalahan-permasalahan yang lain yang seolah menjadikan stagnasi dalam perkembangan teknologi yang ada di Indonesia selama ini. Hal inilah yang membuat dilematisasi apakah nanoteknologi perlu dilakukan ataukah belum saatnya atau bahkan memang tidak perlu?

Akhirnya, diterima atau tidak inilah harapan dan kesempatan besar untuk Indonesia agar bias mengembangkan dunia nanoteknologi sebagai solusi permasalahan-permasalahan yang ada. Memang dalam pelaksanaannya ada beberapa batu ganjalan yang mungkin menghambat. Namun inilah tantangan yang sepatutnya harus kita jawab. Peluang tidak akan datang dua kali. Selagi Indonesia punya kesempatan itu ditambah dengan modal yang ada, optimisme itu harus selalu ada. Tapi kalau kita takut dengan konsekuensinya berarti kita memang tidak berniat untuk mengembangkan Nanoteknologi di Indonesia ini? Lalu opsi mana yang harus ditempuh? Biarlah waktu yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.



Oleh :
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komputer dan Elektronika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

0 komentar:

Posting Komentar