Minggu, 05 Januari 2014

Kajian Islam Kontemporer “Belajar Memahami Hadist”, Awali Agenda PPSDMS Nurul Fikri di 2014



Sleman, 4 Januari 2013 – Bertempat di asrama Putra PPSDMS Nurul Fikri Regional III Yogyakarta, Kajian Islam Kontemporer kembali hadir mengawali agenda asrama di tahun 2014 ini. Kajian Islam Kontemporer merupakan program bulanan yang diselenggarakan oleh Program Pembinaan Sumber Daya Manusia Strategis (PPSDMS) Nurul Fikri. Kajian ini diikuti oleh sekitar 50an santri PPSDMS yang terdiri dari regional putra dan putri. Dalam kesempatan kali ini KIK diisi langsung oleh Direktur PPSDMS Nurul Fikri, Ust. Musholli.

Mengawali Kajian, Anggit Adi Wijaya sebagai moderator kala itu mengatakan bahwa KIK adalah sarana untuk mewujudkan ilmu yang amaliah dan amalan yang ilmiah. KIK dimulai sekitar pukul 08.30 setelah diawali oleh beberapa prosesi pembukaan seperti biasannya. Dalam kesempatan kali ini, Ust. Musholli menyampaikan 3 tipe manusia yakni : manusia yang memahami tanpa mengalami (belajar dari kisah Quran), manusia yang bisa memahami setelah mengalami, dan yang terakhir adalah manusia yang tidak  bisa memahami setelah mengalami. Dari sanalah kita bisa mengevaluasi diri kita termasuk dalam kategori yang mana.

Bahasan utama yang dikaji dalam KIK kali ini adalah membedah buku “Bagaimana Memahami Hadis Nabi Saw, Dr. Yusuf Qardhawi”         

Syumuliyatul Manhaj : Manhaj atau pedoman yang komprehensif
                Ini dikategorikan dan dianalogikan dalam pemahaman terhadap pedoman Islam sebagai agama dan pedoman yang seutuhnya dalam arti panjang, lebar dan dalam di suatu kubus. Hal ini menganalogikan apa yang menjadi pemahaman kita dalam ber-Islam diseluruh bagian kehidupan kita, mulai dari kita kecil hingga dewasa, dimanapun dan kapanpun kita berinteraksi dengan Tuhan dan manusia (Hablumminallah dan Hablumminannas).
Fenomena yang terjadi sekarang seharusnya saat ini pedoman inilah yang dijadikan pegangan utama dalam apapun yang kita lakukan, begitupula dalam aspek kehidupan kita dalam sector pribadi, sector private, dan sektor ketiga.
“Orang besar itu akan memperhatikan masalah – masalah besar yang ada didepannya, sedangkan orang-orang kecil hanya akan kisruh dengan permasalahan-permasalahan kecil dibawahnya.”
Kewajiban kita adalah memunculkan sifat-sifat Allah dimuka bumi. Wajah yang Rahman dan Rahiim, Wajah yang Alimin atau berilmu, wajah – wajah yang menyimpan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari inilah yang perlu ditonjolkan dalam apa yang kita lakukan juga sehari-hari. Maka marilah kita menjadi perwakilan wajah Allah SWT dalam memberikan kebaikan-kebaikan bagi sekitar.

 Washotan Manhaj : Manhaj yang seimbang
Ciri lain dari manhaj ini adalah keseimbangan, yakni keseimbangan antara ruh dan jasad, antara akal dan kalbu, antara dunia dan akhirat, antara perumpaan dan kemyataan, teori dan praktik.
Segala sesuatu yang diberikan contoh oleh Rasulullah SAW mengarahkan pada sisi kemoderatan, atau moderasi dalam menghadapi sesuatu. (Al-Baqarah 143)

Thaisiriyyatul Manhaj : Manhaj yang memudahkan
Bahwasanya Islam adalah pedoman hidup yang memudahkan setiap pemeluknya. Justru dalam melakukannya, ibadah adalah anugrah dari Allah SWT untuk memberikan kedekatan dengan-Nya. Itu semua karena Allah sayang dengan hamba-hambanya untuk senantiasa bersatu dan saling memudahkan. Bahkan hingga mengatur etika yang paling mudah didalam bersosialisasi dengan sesama. 
Itulah bahasan yang dikaji dalam Kajian Islam Kontemporer Bulan ini di PPSDMS Nurul Fikri Regional III Yogyakarta. Harapannya akan menambah pemahaman keislaman kita sekaligus mengupdate informasi kekinian tentang informasi yang berkembang. Terlebih bagi peserta PPSDMS Nurul Fikri hal ini sangat penting untuk membekali mereka untuk menjadi pemimpin masa depan di kemudian hari.

[Adit, Phisca]





0 komentar:

Posting Komentar