Rabu, 05 September 2012

Sebuah Puisi

ketika kita harus melihat langsung kota jogja
dibawah temeram lampu jingga bersinar
ketika angin malam telah sirna
dinaungi langit biru dengan cahaya bulan
menyatukan hati kami dalam nuansa kekeluargaan


ketika daun-daun mulai tak bergerak
ketika batang tak lagi melambai
ketika hati tak sempat berkata lagi
seketika jiwa-jiwa terenggut dalam sunyi

siraman rohani mengisi hati
berharap didengar samping-samping kami
menjadikan insan-insan malam lebih berarti
atas kesadaran diri mereka sendiri

senandung syair menyelubungi relung-relung hati kami
mengikat kami dalam kesatuan islami
dalam senyap renungan hati

sesekali, terdengar suara kereta menyisip dalam sunyi
sesekali, sorotan cahaya lampu menyilaukan mata kami
tetapi itu bukan tanda untuk berhenti

silih berganti musisi jalanan menghampiri
menyanyikan lagu-lagu permintaan kami
menambah nikmatnya malam ini
menggugah hati merenungi alam ini

kami bukanlah pahlawan
kami bukan orang yang selalu benar
kami tidaklah lepas dari kesalahan
indahnya maaf dibenak kalian dengan penuh kelapangan :D

(minal aidzin wal faidzin
mohon maaf lahir dan batin)

#KIP malam ini benar2 mengandung banyak pelajaran..
melihat langsung jogja yang sebenarnya
kopi joss stasiun tugu 27 agust 2012
 
Mahasiswa Jurusan Peternakan 
Universitas Gadjah Mada 

0 komentar:

Posting Komentar