Jumat, 21 September 2012

Menata Karier Pasca Studi



Yogyakarta, 19 September 2012 - Adalah hal yang wajar kita ingin mempunyai masa depan yang cerah, salah satunya adalah dalam berkarier. Ekspektasi inilah yang secara tidak langsung memberikan ghiroh kita dalam berjuang sebelum pasca kampus. Belajar dengan giat untuk mempersiapkan kesuksesan di masa yang akan datang. Hal ini menjadi penting karena hasil yang luar biasa tidak akan tercapai dengan upaya yang biasa-biasa saja. Perlu adanya pengorbanan keras untuk berproses, menata karier pasca studi dengan sebaik-baiknya. Hal inilah yang dikupas dalam program bulanan Diskusi Pasca Kampus PPSDMS Regional III Yogyakarta. Bertempat di asrama putra regional Yogyakarta, Diskusi Pasca Kampus kali ini menghadirkan Ir. M. Wazis Wildan, M.Sc., Ph.D atau yang akrab disapa Pak Wazis.

Mengawali Diskusi Pasca Kampus kali ini, Pak Wazis menyampaikan kondisi pendidikan semakin berkembang jika dilihat dari perspektif pendidikan dari pengajar yang ada. Kalau dulu guru cukup berpendidikan SPG (sederajat dengan tingkat SMA). Berbeda dengan saat ini, dimana untuk menjadi guru idealnya adalah sudah bergelar sarjana. Belum lagi jika kita bicara untuk menjadi praktisi pendidik di perguruan tinggi yang mewajibkan minimal harus telah menempuh S-2. Inilah sebuah contoh bahwasannya peningkatan kualitas dan mutu sebuah profesi itu selalu berjalan. Implikasinya akan memunculkan iklim kompetitif yang cukup tinggi untuk bisa tetap ambil bagian. Inilah tantangan untuk generasi muda saat ini, siapa yang benar-benar mempersiapkan diri mulai dari saat ini. Merekalah yang akan sukses dalam berkarier di masa mendatang.

Belum lagi jika kita bicara era globalisasi, tentu persaingan dalam berkarier akan menjadi lebih ketat lagi. Hal ini karena kita harus berhadapan dengan “kompetitor-kompetitor” kita dari berbagai negara yang tentunya mungkin jauh lebih berkualitas dibandingkan kita. Agar kita tidak kalah kita harus mempersiapkan sematang mungkin sebelum kita memasuki dunia pasca kampus, yakni dengan menjadi mahasiswa yang utuh. Konsepsi mahasiswa yang utuh tergambarkan dalam bagan dibawah ini :







Berikut adalah rumusan untuk bisa menjadi mahasiswa yang bisa dibilang utuh. Menjadi mahasiswa yang bisa mengelola, berkontribusi, dan peduli. Mengelola pribadi untuk membentuk karakter yang utuh. Berkontribusi dan peduli terhadap lingkupnya, mulai dari keluarga, masyarakat, hingga peduli terhadap nasib bangsa. Dalam pencapaian itu perlu adanya kemauan dan niatan yang kuat, kemampuan atau kompetensi, dan yang tidak kalah penting adalah semua itu dilandasi dengan niatan yang ikhlas. Dengan begitu mahasiswa akan memasuki dunia pasca kampusnya sebagai solusi bagi bangsa ini, bukan justru sebagai beban bagi bangsa ini. Kalau bicara dalam hal karier, mahasiswa setelah lulus bukan lagi sebagai jobseeker namun sebagai jobmaker. [Phisca AR]


0 komentar:

Posting Komentar